Selasa, 29 Agustus 2017

PALOPO’TA BUKAN PALOPO’KU

PALOPO’TA
BUKAN PALOPO’KU
Assalamu'alaikuum....Wr.Wb.
Sejak Tahun 2002, Palopo Berevolusi Menjadi Kota Otonom. Kota yang begitu ramah dikenal dengan sebutan "KOTA IDAMAN" dan sekarang Menuju "SMART CITY", kemudian begitu banyak mengeluarkan impian karena tak jauh dari apa yang diidam-idamkan, salah satunya adalah Kota Jasa. Revolusinya pun banyak melahirkan keceriaan baik pengunjung maupun masyarakatnya sendiri. Naah mari tuntaskan pembangunan!!

Kota Palopo secara khusus dilahirkan sebagai kota berpenghasilan terbaik kedua di sulawesi selatan.
Mari berkaca diberbagai taburan Wisatanya : Latuppa yang begitu banyak merangsang gundahnya masyarakan dan tamu Palopo’ta, Pantai Labombo adalah salah satu Pantai yang terdapat di sudut kota palopo’ta. Mudah di jangkau baik kaki maupun mata dari ketinggian gunung kambo, Lereng Cinta di Kelurahan Mawa yang baru-baru ini menjadi viral di kaki dan mata pengunjung melalu medsos (Woro Susilo adalah otak baru dibalik berdirinya, Pihak terkait kepariwisataan??), Pelabuhan Tanjung Ringgit adalah tempat terbaik bagi Masyarakat Palopo untuk merefleksi diri baik fikiran di malam hari maupu fisik di pagi dan sore hari kemudian sisi lainnya pun terlihat keramahan para nelayan yang tak pernah merasa terganggu dengan pengunjung, Taman Baca, Wisata Literasi yang menjadi fungsi dualime (Baca dan “Bermain”), Jalan lingkar timur adalah wisata malam yang “tak kunjung usai ditunggu-tunggu kelarnya (Lingkarnya Mana??)”, Wisata Malam pun yang baru-baru lahir di sepanjang pelatarsan gedung SCC, Masjid Jami Tua, SD, dan Waow gedung Rujab Wawali. Wisata terakhir akan saya eksplorasi yang tak kunjung Jeli mata melihatnya “Samppoddo”, kenapa saya bilang tak jeli, lagian Wisata terbaik secara strategis bagi tamu kita umumnya lahir dari jalur Transit (apa boleh dikata bukan Palopo’ku), Saking Banyaknya Wisata di Palopo’ta. Yaaah... banyaklah Wisata-wisata lainnya yang strategis dikonservasikan melalui warga kota Palopo’ta cukup terlupakan, yang mana?? Jalan-jalan aja ke Pantai Pasir Putih di Labombo, “Belok Kiri ki’ kalau masuk ki’ menuju labombo, kita’ dapat mi itu”, jalan-jalan q ke Jalan-jalan ki’ apa lagi! Kalau jalan-jalan ki’ ke btn nyiur, semoga dilambai-lambai ki’ ramahnya para nelayan dan dedaunan mangrove, pokoknya masih banyak deh,... Palopo’ta na jinna Wisata dan Fasilitas Palopo’ta sudah menjanjikanlah, aku sih yes,.yess akan selalu memperhatikan dari kejauhan. Penulis Bukan Siapa-siapa kok, cuman menjadi pandangan saya selama tinggal di Palopo’ta.😉


Gambar1: @UMM&@SeruyaSulSel


Penulis mau Balik dulu berkaca pada Lini Pendidikan, bolehkah saya katakan bahwa kasihan generasi bangsa di palopo’ta ini? Yang terlalu banyak dimanjakan dan dilenakan dengan keindahan wisatanya tanpa ada sinergitas dari “Bapak”, sinergitas apa itu? Sudahkah “Bapak” memfasilitasi generasi pelanjut untuk belajar lebih giat, kalau pun sudah! Tanyakan pada generasi miskin yang mau belajar giat, jalan-jalanlah ke berbagai pelosok palopo’ta. Melihat lagi pada bagian central city palopo’ta, Ugal-ugalan banyak, bentrok dan pelaku down moral tak kunjung usai dipandang, itu karna apa yah?? Didikannya “Salahkan Orang Tua Masing-masing”, maaf, bagi saya tidak. Tidak pada wilayah sosial moralnya, karena para generasi tidak banyak melihat contoh di rumahnya melainkan di palopo’ta. Baru-baru ini BNN berstigma bahwa Palopo terancam “Darurat Kawasan Narkoba” yang dilansir dari media cetak (palopo pos, 24 Agustus 2017), naah,. “Bapak-bapak” kami tunggu Pencegahannya, kerjasamanya pun kami tunggu.

Mari kita jalan-jalan ke lini Kesehatan, bolehkah saya katakan bahwa kasihan generasi bangsa di palopo’ta ini? Yang terlalu banyak dimanjakan dengan leha-lehanya politisasi, aduuuh.... ini lagi nih, rana politik singakat aja deh. Palopo’ta melakukan pembangunan sana-sini, sedikit-sedikit pemenang tender, sedikit-sedikit pemenang tender (pemenang tender kok sedikit, banyak-banyak dong, heheheee), dimana indikasi kesehatannya?? Naah... bukankah aktivitas pembangunan yang terlalu banyak, dapat mengganggu aktivitas masyarakat untuk bekerja dengan efektif jika Polusi dimana-mana, udara kurang segar lagi, pepohonan tercemar. Belum lagi kendaraan pasukan Orange yang suka ugal-ugalan kalau menuju TPA, padahal tidak berfikir kalau itu mempengaruhi udara segar akibat berhaburannya debu dan sampah-sampah yang dibawanya kembali berhamburan dihantam angin, dimana fungsinya pengawal kendaraan TPA kalau gitu?? Mungkin “Bapak” bertanya dimana nyambungnya politik dengan kesehatan. Terlalu sibuk memikirkan pembangunan dan kebersihan palopo’ta, namun hal-hal teknis demikian sangat terlupakan, memang benar kalau incumbent kita sudah banyak mejalankan program kesehatan Tapi lupa kalau sehat murni dari hati, bukan karena kemenangan atau kepuasan. Maaf yah!! 😉

Senin (7/03/2016) di Gedung Saodenrae Convention Centre (SCC) Palopo’ta melahirkan Sebuah Tema “Akselerasi Pelaksanaan dan Pemanfaatan Kebijakan Strategis serta Program Prioritas tahun 2017” pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang singkatnya). Lagi-lagi Pembangunan, maaf bagi penulis Pembangunan itu tidak hanya di rana Infrastruktur Palopo’ta, melainkan Pendidikan, kesehatan dan jiwa sosial masyarakat.

Nah, mari kita Kaji “Akselerasi Pelaksanaan Palopo’ta, apa itu”?? Yaitu Percepatan Terlaksananya suatu tujuan yang tidak lain dari Pembangunan Palopo’ta, tidak usah terlalu jauh dan banyak menunggu percepatan. Dimana cepatnya Kantor Wali Kota yang Usai Dilahap Api belum juga kelar-kelar, “Cepat??”.

“Pemanfaatan kebijakan strategis, apa itu”?? mari melihat kebijakan strategis di rana pendidikan. Maaf, Secara strategis itu saya kira ada namanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan dalam artian bahwa sekolah diberikan leluasa untuk mengembangkannya. Dalam pelaksanaanya tetap berpegang pada prinsip-prinsip atau rambu-rambu operasional standar yang dikembangkan oleh pemerintah yang dituangkan dalam panduan penyusunan KTSP. Pertanyaannya, Sudahkah demikian!! Lalu kenapa Masih banyak yang suka Bolos Sekolah, Tauran Secara tertutup bahkan di malam hari dan masih banyak tidak mampu melanjutkan sekolahnya.

Naah... ini nih “Program Prioritas” yang sedang berlangsung, “Siapa mau kerja apa, Slogan terbaik yang pernah ada di Palopo’ta”, Ada pemberian dana PKH, ada Pemberian dana Insentif, ada pemberian Bantuan Nelayan, Masjid dan lain sebagainya. Demi kesejahteraan Rakyatlah yang jelasnya.

Gambar2: @PalopoPos

Sekedar Artikel Kecil dari Si Penulis dan bukan siapa-siapa hanya warga palopo.
 #BlogerTanaLuwu

Terima Kasih, sekian. Wassalamu'alakuum....Wr.Wb.

Penulis Artikel,

Riswan



Biodata Singkat:
Lahir di Palopo, 27 Mei 1992
Sekolah di Palopo, SDN 76 Malimongan (SDN 4 Kota Palopo) 2004
SMP Muhammadiyah Palopo, 2009
SMA Muhammadiyah Palopo, 2012
STIE Muhammadiyah Palopo, 2016
Mantan Pengangguran Pendidikan (SMP)